Efek Domino dari Kontrak Jangka Panjang Perez di Red Bull
Sergio Perez telah memastikan masa depannya setelah Red Bull menunjukkan kepercyaan besar dengan kontrak dua tahun untuk pembalap Meksiko itu.
Sergio Perez telah mengamankan masa depannya dengan perpanjangan kontrak dengan Red Bull untuk dua tahun ke depan jelang akhir pekan Grand Prix Kanada.
Tapi apa konsekuensi dari keputusan tersebut bagi Red Bull, dan pembalap lain di grid F1?
Crash.net coba menilai efek yang ditimbulkan dari perpanjangan kontrak dua tahun Perez dengan Red Bull.
Kepercayaan besar Red Bull ke Perez
Bertahannya Perez di Red Bull memang sudah diperkirakan, tapi durasi kontrak yang diberikan menunjukkan kepercayaan bear tim terhadap Checo.
Dalam rilis yang dikeluarkan oleh Red Bull, Team Principal Christian Horner menekankan pentingnya "kontinuitas dan stabilitas" menuju perombakan regulasi F1 pada tahun 2026 dan itulah yang kini dimiliki tim dengan memberi kontrak dua tahun kepada Perez.
Ini mungkin akan menjadi kontrak F1 terakhir Perez, tetapi ini memberinya stabilitas yang sangat diinginkannya dan mengurangi tekanan padanya secara masif.
Dengan Perez tidak perlu lagi khawatir posisinya diambil pembalap lain, Red Bull berharap dia memiliki kebebasan dan kepercayaan diri untuk mengerahkan yang terbaik dari dirinya.
Penurunan performa yang terjadi baru-baru ini menimbulkan beberapa pertanyaan apakah Perez akan kembali mengalami fase buruk, dan apakah dia tetap menjadi opsi yang tepat untuk Red Bull.
Namun kombinasi Perez-Verstappen adalah salah satu yang pada akhirnya mengamankan lima dari enam kejuaraan dunia terakhir yang diperebutkan, dan berada di jalur untuk menambah dua gelar lagi pada tahun ini.
Meski mendapat tekanan yang semakin besar dari rival F1 mereka akhir-akhir ini, Red Bull tidak melihat alasan untuk melakukan perubahan.
Pintu lain tertutup bagi Carlos Sainz
Keputusan Red Bull untuk memberi Perez kontrak baru praktis menutup pintu lainnya bagi Carlos Sainz, yang sedang mencari kesempatan berkendara setelah kehilangan kursi Ferrarinya karena Lewis Hamilton.
Sainz, mantan pembalap junior Red Bull, telah dikaitkan dengan Red Bull sebagai pengganti potensial Perez. Horner bahkan mengakui bahwa pembalap Spanyol itu masuk ke dalam pertimbangan.
Namun, kursi Red Bull terus menghindari pembalap Spanyol itu, yang kini harus mempertimbangkan pilihannya dan membuat keputusan besar tentang masa depannya sendiri.
Sainz diyakini menunggu Red Bull untuk membuat keputusan tentang line-up pembalap mereka untuk tahun 2025 sebelum berkomitmen pada proyek lain, setelah banyak dikaitkan dengan Sauber/Audi dan Williams.
Salah satu dari dua tim tersebut sekarang tampaknya menjadi tempat yang paling mungkin untuk diapat Sainz, dengan Mercedes tampaknya lebih memilih untuk mempromosikan remaja berbakat mereka Andrea Kimi Antonelli dari Formula 2.
Kekecewaan untuk Daniel Ricciardo dan Yuki Tsunoda
Selain Sainz, Daniel Ricciardo dan Yuki Tsunoda juga diabaikan oleh Red Bull.
Kedua pembalap berada di tim satelit Red Bull, RB, dan disebut-sebut sebagai opsi untuk menggantikan Perez di berbagai titik musim ini.
Bahkan, Ricciardo digadang-gadang sebagai pilihan pertama untuk menggantikan Perez jika pembalap Meksiko itu tidak tampil sebagaimana mestinya, tapi performa Ricci juga merusak peluangnya sendiri untuk kembali ke tim senior Red Bull.
Perpanjangan kontrak Perez di Red Bull juga akan menjadi pil pahit bagi Tsunoda. Pembalap Jepang 24 tahun itu berada dalam performa fantastis musim ini, dan akhirnya menemukan konsistensi dan kedewasaan yang kurang dari fase awal kariernya di F1.
Tsunoda memegang keunggulan atas Ricciardo sepanjang tahun ini dan mungkin merasa kecewa setelah tidak dipertimbangkan untuk mendapatk kursi F1 Red Bull pada tahun 2025.
Dengan tidak adanya jalur ke tim senior - setidaknya di atas kertas - hingga paling cepat tahun 2027, mungkinkah Tsunoda sekarang melihat opsi alternatif di luar keluarga Red Bull?
Upaya untuk menjaga Verstappen?
Perpanjangan kontrak Perez bisa dilihat sebagai upaya untuk mempertahankan Verstappen - dan rombongannya - tetap senang.
Meski dikontrak Red Bull sampai 2028 dan berulang kali menegaskan bahwa dia tidak berminat untuk pergi, spekulasi seputar masa depan Verstappen terus muncul di tengah ketertarikan dari Mercedes.
Verstappen memiliki hubungan baik dengan Perez dan tahu bahwa dia bisa mengalahkannya. Dengan mobil yang tepat di bawahnya, Verstappen adalah taruhan pasti untuk memenangkan kejuaraan baik tahun ini maupun pada tahun 2025.
Seiring berjalannya waktu, Perez tampaknya telah menerima tempatnya sebagai wingman untuk Verstappen.
Jadi, kenapa Red Bull harus mengambil risiko berpotensi mengganggu keharmonisan itu dengan mendatangkan pembalap baru untuk mendampingi Verstappen? Sainz yang sangat termotivasi tiba dengan sesuatu untuk dibuktikan, begitu juga dengan prospek muda seperti Lando Norris atau Oscar Piastri.
Red Bull tahu persis apa yang mereka miliki dengan Verstappen dan Perez sehingga pergantian pembalap sekarang akan mewakili terlalu banyak risiko yang tidak perlu yang tidak perlu mereka ambil.