Lima Pembalap yang 'Bertarung' untuk Masa Depannya di MotoGP
Dengan silly season yang tengah berlangsung untuk tahun 2023, beberapa pembalap berada dalam posisi genting, memaksa mereka untuk 'bertarung' untuk tetap berada di grid MotoGP musim depan.
Kami memilih lima nama yang posisinya berada dalam bahaya, atau mungkin sangat kecil untuk bertahan di MotoGP setelah 2022, kira-kira siapa saja mereka?
Keterangan: Penting untuk dicatat bahwa semua rookie saat ini tidak masuk dalam daftar
- Espargaro Bersiap Tinggalkan Repsol Honda, Mir Suksesor Ideal
- Coba Perbaiki Hasil Kualifikasi, Vinales Mengejar Detail
- Suzuki Harus Membayar denda Besar Jika Tinggalkan MotoGP
Maverick Vinales
Pembalap pertama dalam daftar ini adalah Vinales, mengingat pembalap Spanyol ini hanya memiliki kontrak sampai akhir 2022 dan belum ada desas-desus soal perpanjangan kontraknya.
Vinales, yang telah menunjukkan sekilas potensi dengan RS-GP 2022 dengan finis ketujuh di Argentina dan P10 di Amerika serta Portugal tetap tidak bisa mengimbangi rekan setimnya dan penantang kejuaraan Aleix Espargaro.
Tak bisa dipungkiri, Espargaro memiliki lebih banyak pengalaman dengan Aprilia. Namun Vinales juga memiliki enam putaran terakhir 2021 dan juga semua tes pra-musim dan Shakedown bersama RS-GP untuk menyesuaikan diri dengan tunggangan baru.
Haruskah Aprilia mengganti Vinales? Well, sepertinya tidak ada alasan bagi tim untuk tidak melihat opsi pembalap lain, apalagi posisi mereka kini jauh lebih baik dibanding dua tahun lalu, saat ditolak oleh semua pembalap yang mereka kejar.
Bagaimana dengan Vinales? Berbekal resume mentereng dengan sejumlah kemenangan dan podium yang didapatnya bersama Suzuki dan Yamaha, itu seharusnya bisa memberinya kemudahan untuk menemukan tempat tahun depan.
Well, mungkin tidak juga. Vinales memiliki pilihan yang sangat terbatas, opsi terbaiknya mungkin kembali ke Suzuki jika Joan Mir atau Alex Rins pergi. Namun dengan pabrikan berencana mundur setelah 2022, itu bukan pilihan realistis bagi MVK.
Peluang balik ke Yamaha juga sangat tidak mungkin jika melihat sekacau apa hubungan mereka tahun lalu, begitu juga bergabung dengan KTM yang sudah terlihat mapan dengan struktur pembalap mereka. Honda bisa jadi pilihan menarik, namun pabrikan diisukan mengambil Mir.
Bagaimana dengan Ducati, bukannya mereka pernah menyatakan minatnya untuk memboyong Vinales? Well, sekarang mereka berada dalam situasi yang jauh berbeda dengan beberapa tahun lalu.
Saat ini saja pabrikan Italia sedang dihadapkan pilihan antara Jack Miller, Jorge Martin, atau Enea Bastianini sebagai rekan satu tim Francesco Bagnaia tahun 2023. Sementara mereka yang tidak mendapatkan kursi itu kemungkinan akan berada di Pramac, yang hanya memiliki satu posisi dengan Johan Zarco terlihat nyaman di sana.
Sangat disayangkan melihat Vinales, yang sebelumnya digadang-gadang menjadi juara dunia MotoGP berikutnya dari Spanyol, justru bertarung untuk masa depannya di olahraga, tapi itu faktanya.
Andrea Dovizioso
Tak perlu dikatakan bahwa setelah tahun cuti pada tahun 2021, keputusan Dovizioso untuk kembali ke MotoGP bersama Yamaha gagal memenuhi harapan.
Baik itu motor 2019 yang dia kendarai tahun lalu atau mesin 2022 musim ini, Dovizioso jauh tertinggal, baik dalam hal torehan poin atau konsistensi dari Fabio Quartararo.
Ada pembicaraan kuat bahwa Dovizioso bisa pensiun pada akhir musim ini, yang merupakan salah satu alasan kami percaya Yamaha akan menggantikannya, tentu selain hasil balapannya.
Terlepas dari awal yang mengecewakan di MotoGP bersama KTM, Raul Fernandez tetap menjadi prospek besar dan salah satu yang berusaha sangat keras untuk diambil oleh Yamaha dari pabrikan Austria musim lalu.
Dan dengan Fernandez yang tampaknya ingin pindah dari Tech 3, sangat mungkin untuk mengontrak pemain Spanyol itu ke RNF menggantikan Dovizioso, terutama karena Fernandez terikat kontrak satu tahun yang berakhir setelah musim ini.
Nama lain yang bisa menjadi masalah bagi Dovizioso jika dia ingin melanjutkan adalah juara WorldSBK Toprak Razgatlioglu, yang akan menjalani tes di atas M1 akhir tahun ini.
Takaaki Nakagami
Kami menilai Takaaki Nakagami dari LCR Honda juga termasuk yang perlu 'bertarung' untuk masa depannya di MotoGP, pembalap Jepang itu masih belum naik podium memasuki tahun kelimanya di kelas utama meski menunjukkan begitu banyak potensi, khususnya tahun 2020.
Tapi setelah gagal memberikan hasil di balapan terakhir, Nakagami mulai terlihat seperti pebalap di bawah tekanan. Finis P4 di Jerez musim lalu dilanjutkan P5 di Grand Prix Styrian memberinya sedikit momentum, celakanya itu adalah hasil lima besarnya selama satu setengah musim.
Konsistensi telah menjadi masalah besar bagi pembalap berusia 30 tahun itu, seperti kecepatan balapan awalnya. Faktanya, Nakagami agak mirip dengan Vinales dalam kondisi balapan karena ia sering memiliki kecepatan di beberapa lap terakhir, meskipun sudah terlambat untuk mengisi urutan.
Dukungan kuat Nakagami dari Jepang adalah alasan kenapa dia tetap menjadi opsi bagi Honda, namun dengan Ai Ogura menunggu untuk dipromosikan, bukan tidak mungkin pabrikan melakukan regenerasi dengan memasang Ogura yang sembilan tahun lebih muda.
Kalau sudah begitu, Nakagami harus rela masanya di MotoGP selesai. Mungkin dia akan melirik opsi kejuaraan lain seperti WorldSBK atau Moto2.
Alex Marquez
Kami juga memasukkan nama Alex Marquez, adik dari juara dunia delapan kali Marc.
Seperti Nakagami, Marquez terlihat sangat kuat pada tahun 2020 yang lebih mengesankan mengingat dia adalah seorang rookie. Namun ia tidak bisa melanjutkan momentum pada dua musim setelahnya, yang tak ubahnya sebuah bencana bagi mantan juara Moto2 itu.
Marquez hanya memiliki satu finis lima besar sejak Aragon pada 2020 (Grand Prix Algarve musim lalu), sementara kecelakaan terus mengganggu karier MotoGP-nya.
Baik itu pada tes atau balapan akhir pekan, Marquez telah membuat kesalahan demi kesalahan - akan diterima jika dia berlari di depan, tapi dia tidak, malah jauh dari itu.
Marquez tampaknya membuat terobosan pada ronde kelima di Portimao, namun, pembalap Spanyol itu sekali lagi menjadi Honda terbaik keempat di Jerez saat ia finis di urutan ke-13.
Seperti Nakagami, pabrikan lain tidak mungkin memiliki minat yang signifikan pada Marquez, terutama dari sudut pandang hasil, itulah sebabnya kembali ke Moto2 kemungkinan akan menjadi pilihan terbaiknya jika Honda memilih untuk tidak memperpanjang kontraknya.
Pol Espargaro
Masih berputar di kamp Honda, menurut kami masa depan Pol Espargaro juga tidak terlalu ideal saat ini.
Memasuki tahun keduanya bersama Repsol Honda, Espargaro sebenarnya tampil cukup meyakinkan dengan memimpin tes pra-musim di Mandalika, dan meraih satu-satunya podium Honda musim ini di Qatar setelah memimpin sebagian besar balapan.
Namun setelah itu performanya menurun secara drastis, dengan P9 di Portimao menjadi hasil terbaiknya dari lima balapan terakhir. Sementara itu Marquez beberapa kali memperebutkan podium dengan P4 di Jerez menjadi hasil terbaiknya.
Situasi menjadi semakin tidak ideal bagi Pol dengan Honda dikabarkan akan mengambil Mir sebagai pengganti, dengan Gazzetta dello Sport mengklaim kontrak pembalap Spanyol itu tidak akan diperpanjang setelah 2022. Sampai berita ini ditulis, belum ada kabar yang mengaitkan ke mana mantan pembalap KTM itu akan berlabuh untuk musim 2023.