Bagnaia "Frustrasi dan Marah" setelah Mimpi Buruk Misano

Francesco Bagnaia menjelaskan balapannya yang dimulai dengan lambat dan berakhir di gravel Misano.

Francesco Bagnaia crash, 2024 Emilia Romagna MotoGP
Francesco Bagnaia crash, 2024 Emilia Romagna MotoGP

Francesco Bagnaia memulai MotoGP Emilia Romagna dengan tujuan meraih kemenangan ganda di kandang sendiri - setelah kemenangan Sprint Race hari Sabtu - dan mengklaim kemenangan Grand Prix ke-100 Ducati pada start Grand Prix ke-100-nya.

Kemenangan itu juga akan mengembalikan Bagnaia ke puncak klasemen MotoGP, di depan Jorge Martin.

Kehilangan keunggulan dari Martin pada Srpint, Bagnaia kembali harus mengakui pembalap Pramac itu di Tikungan 1. Namun kali ini sang juara bertahan dengan rapih menyalip Martin di Tikungan 2.

Segalanya tampak berjalan sesuai rencana bagi Pecco, tetapi tanda-tanda peringatan pertama muncul ketika bagian belakang Ducati-nya tampak bergetar di beberapa tikungan.

Dan sementara hanya Martin yang mampu menyamai kecepatan Bagnaia sepanjang akhir pekan, antrean pembalap mulai terbentuk di belakang mesin merah itu.

Merasakan penurunan performa Bagnaia, Martin dan Enea Bastianini menyalip pada putaran ke-4 dari 27 dan menjauh.

Bagnaia tertinggal di posisi ketiga, dan setelah mencatatkan waktu 1 menit 32 detik pada beberapa lap, tiba-tiba ia menemukan kecepatannya kembali dan membukukan rekor lap baru 1 menit 30.877 detik di jarak tengah.

"Setelah start, saya berkata 'Oke, saya bisa mengatur kecepatan dan saya bisa mengendalikan jarak'," kata Bagnaia kepada MotoGP.com. "[Namun] saya kehilangan banyak waktu dalam semua akselerasi.

"Saya kehilangan ban belakang di lap pemanasan di tikungan terakhir. Lalu saya kehilangan ban belakang di lap pertama di Tikungan 13. Ban belakang mulai berfungsi setelah 15 lap, sesuatu yang luar biasa!”

Setelah kembali menemukan kecepatan, Bagnaia mulai mengejar Bastianini dan Martin di depan.

Namun upayanya berakhir dengan bencana saat balapan menyisakan 7 lap ketika Bagnaia kehilangan kendali atas bagian depan motor saat melakukan  pengereman menuju Tikungan 8, itu adalah DNF ketujuhnya musim ini.

Untuk kali kedua dalam tiga ronde, Bagnaia menyalahkan masalah ban.

“Saya mulai memacu, tetapi tanpa terlalu banyak menggunakan bagian depan karena saya tidak merasakan feeling yang baik dengan bagian depan,” jelas Bagnaia. “Saya mengerem 18 atau 20 meter lebih awal dari putaran tercepat saya dan saya kehilangan bagian depan tanpa sudut.

“Rasanya mustahil kehilangan kendali [seperti ini] jika Anda berada dalam kondisi kering. Semuanya cukup aneh hari ini, tetapi itu terjadi pada kami dua kali dalam tiga Grand Prix terakhir, jadi mungkin itu akan terjadi pada yang lain di Grand Prix berikutnya.”

Bagnaia mengungkapkan rasa frustrasinya dengan jelas.

“Anda bekerja sangat keras. Anda yang tercepat, terkuat. Anda tahu bahwa potensi Anda adalah memenangkan perlombaan. Dan kemudian untuk sesuatu yang berada di luar kendali Anda, Anda mendapatkan hasil seperti ini,” katanya.

“Mudah untuk mengatakan bahwa saya bisa saja finis di posisi ketiga, tetapi ketika Anda memiliki potensi, ketika Anda memiliki kecepatan, dan Anda mengendalikan kecepatan Anda, lalu Anda terjatuh… Sungguh disayangkan.

“Jadi saya sangat frustrasi dan marah karena hal itu tidak dapat terjadi di kejuaraan kami. Namun, begitulah adanya.”

Setelah terpaut empat poin dari Martin pada hari Sabtu, Bagnaia kini tertinggal 24 poin menjelang putaran flyaway, yang akan dimulai di Indonesia akhir pekan depan.

Kabar baik bagi Bagnaia adalah rekan setimnya Bastianini mampu mengalahkan Martin lewat overtake keras di putaran terakhir, yang membatasi kerugian Bagnaia di klasemen.

"Kami akan bekerja keras lagi seperti biasa. Dan kami akan mencoba untuk menang, tetapi tentu saja terkadang kami membutuhkan sedikit keberuntungan," kata Bagnaia.

Read More