Martin Buka-Bukaan Soal Pertarungannya Melawan Kecemasan
“Kecemasan itu, ketidaknyamanan itu, sudah saya alami sepanjang hidup saya”
Pemimpin klasemen MotoGP Jorge Martin telah berbicara tentang tekanan yang ia rasakan selama akhir pekan balapan dan kecemasan yang ia hadapi sejak kecil.
Pembalap Spanyol ini telah menikmati karier yang sangat sukses di balap Grand Prix, yang mencakup gelar Moto3 pada tahun 2018 dan beberapa kemenangan MotoGP.
Martin naik ke kelas utama pada tahun 2021 bersama Pramac Ducati dan berhasil pulih dari kecelakaan serius pada sesi latihan untuk GP Portugal - yang memaksanya absen dari empat putaran - untuk mencetak kemenangan perdananya di Austria tahun itu.
Tahun lalu, Martin bertarung memperebutkan gelar juara dunia dan menjadi runner-up, sementara ia memimpin klasemen dengan selisih 10 poin pada tahun 2024 dengan empat ronde tersisa dalam musim yang sangat konsisten.
Martin telah memenangi tiga Grand Prix dan mencetak sembilan podium hari Minggu lainnya, serta lima kemenangan Sprint Race.
Di sisi lain, ia menderita empat kali non-skor dan kehilangan kesempatan naik podium di GP San Marino akibat kesalahan strategi dalam kondisi bendera ke bendera.
Dalam wawancara dengan Marca , Martin buka-bukaan tentang tekanan yang dirasakannya pada akhir pekan balapan.
“Ini rumit, saya mencoba untuk lebih fokus pada perasaan saya saat mengendarai motor,” ungkapnya.
“Saat Anda tidak mengendarai motor, ada banyak kebisingan, banyak pikiran, banyak sakit kepala, tetapi saat Anda berada di lintasan, tekanan ini hilang.
“Itulah yang penting. Jika tekanan itu menguasai saya, atau pikiran-pikiran itu menguasai saya, saya akan terjebak dan tidak akan bisa mengendarai sepeda.
“Saya meninggalkan sirkuit dan tetap di sini.
"Begitu saya menyelesaikan balapan, saya merasa jauh lebih rileks. Tekanan itu akan kembali pada hari Sabtu atau Minggu di Australia.
“Rasa gugup, rasa tidak nyaman, yang saya alami sepanjang hidup saya, sejak saya kecil, adalah hal yang wajar dan akan terus demikian sepanjang hidup saya.
“Ini tentang mengetahui cara menjalani hidup dengan hal itu, agar hal itu tidak menguasai saya.”
Martin mengungkapkan menjelang GP Jepang akhir pekan lalu - di mana ia finis kedua di bawah rival utamanya, Francesco Bagnaia - bahwa ia tidak menikmati pertarungan memperebutkan kejuaraan pada tahun 2023 karena tekanan yang ada.
Namun, tahun ini ia jauh lebih bahagia dalam situasi ini dan merasa telah berkembang sebagai pebalap yang berjuang demi gelar.