Rossi Mengenang Kecelakaan Mugello 2010 yang Menyakitkan

Valentino Rossi mengenang hari yang suram di Grand Prix Italia 2010, dan momen paling berbahaya yang pernah dialaminya di MotoGP.

Valentino Rossi
Valentino Rossi

Valentino Rossi telah mencatat insiden yang menyebabkan dirinya mengalami kesakitan fisik paling parah.

The Doctor mengalami kecelakaan saat latihan MotoGP Italia 2010 yang menyebabkan kaki kanannya patah.

Akibatnya, ia absen dalam perlombaan kelas utama untuk pertama kalinya. Ia menjalani operasi pada fraktur tulang kering dan tulang betis kanannya.

"Ketika kaki saya patah di Mugello tahun 2010, saya tidak pernah merasakan sakit seperti itu, tulang mencuat dari kulit, sensasi bahwa ada bagian tubuh yang terpisah dari yang lain," tutur Rossi kepada Corriere della Sera .

Valentino Rossi catat 'momen paling berbahaya'

Namun itu bukanlah momen paling menakutkan dalam karier MotoGP-nya.

Rossi menyebut insiden Grand Prix Australia 2020 yang melibatkan Franco Morbidelli dan Johann Zarco adalah satu yang membuatnya ketakutan, dan mempercepat keputusannya untuk pensiun.

“Sepeda motor Morbidelli melesat melewati helm saya bagai peluru besar yang melesat,” katanya. “Itu adalah momen paling berbahaya dalam karier saya.

“Kecelakaan yang mempercepat keputusan untuk berhenti mengendarai sepeda motor karena hal itu di luar kendali saya.

Rossi adalah wajah MotoGP yang paling terkenal, dan juara dunia sembilan kali.

“Saat bangun pagi, saya sadar bahwa saya baik-baik saja, aman dan sehat, dan saya bahagia,” ungkapnya.

“Penghargaan ini diberikan pada keberuntungan, tetapi juga pada perhatian yang Anda berikan untuk menjaga tubuh Anda, pada pemikiran.

"Saya ingat banyak momen yang tepat, saat menyalip dengan persiapan dan keberhasilan, niat untuk bergerak tanpa mengetahui apakah bisa lolos, momen yang memicu kecelakaan."

Rossi mengenang Marco Simoncelli

Rasa sayang untuk sahabatnya Marco Simoncelli tetap kuat.

Simoncelli meninggal pada tahun 2011 dalam sebuah kecelakaan di MotoGP Malaysia.

“Wah, baru saja lewat hari ulang tahunnya, 20 Januari,” kata Rossi. “Oh, banyak sekali pikiran yang melunak seiring waktu.

“Saya berkata pada diri sendiri: sungguh memalukan jika tidak dekat, untuk melihat apa yang akan dilakukan Sic sebagai teman dan rival, betapapun murah hatinya dia.

“Itu adalah penyesalan yang masih ada.”

Read More