Lawson Mempertanyakan Pemilihan Lagu Kebangsaan McLaren
Liam Lawson berpendapat lagu kebangsaan Selandia Baru seharusnya dimainkan saat McLaren menang di F1, bukan Inggris.
Liam Lawson mengkritik keputusan McLaren untuk memainkan lagu kebangsaan Inggris setelah memenangkan balapan F1 .
Lagu 'God Save the King' diputar di podium setiap kali McLaren memenangi Grand Prix, karena tim yang bermarkas di Woking itu beroperasi di bawah lisensi Inggris.
Namun McLaren didirikan oleh pembalap legendaris Selandia Baru, Bruce McLaren, pada tahun 1963 dan memasuki F1 tiga tahun kemudian.
Berdasarkan fakta tersebut, Liam Lawson dari RB, yang juga seorang Kiwi, telah mengecam keputusan McLaren, menyebutnya sebagai “omong kosong”.
"Tidak masuk akal," katanya kepada podcast Red Flags. "Itu tim Selandia Baru. Namanya masih McLaren.
"Red Bull memainkan lagu kebangsaan Austria dan timnya bermarkas di Inggris. McLaren bermarkas di Inggris, tetapi merupakan tim Selandia Baru.
"Jujur saja, itu omong kosong belaka. Terutama jika Anda dari Selandia Baru. Karena Bruce McLaren adalah legenda sejati."
McLaren telah mengklaim 188 kemenangan balapan, 12 kejuaraan pembalap, dan delapan kejuaraan konstruktor.
Mereka berada di jalurnya untuk menambah perolehan gelar konstuktornya jadi sembilan, unggul 35 poin atas Ferrari di klasemen konstruktor dengan tiga balapan tersisa di musim ini.
Ini akan menandai kemenangan gelar dunia pertama McLaren sejak Lewis Hamilton merebut gelar juara pembalap pada tahun 2008 pada pertarungan dramatis Grand Prix Brasil.
McLaren terakhir kali memenangi kejuaraan konstruktor pada tahun 1998 dengan Mika Hakkinen dan David Coulthard menjadi pembalap untuk tim tersebut.