Bagaimana Gambaran Klasemen MotoGP 2024 Tanpa Sprint Race?
Kira-kira seperti apa gambaran pertarungan gelar MotoGP 2024 jika tidak ada Sprint Race?
Sudah hampir dua tahun sejak MotoGP menambahkan Sprint Race ke akhir pekan Grand Prix mulai musim 2023.
Diumumkan pada tanggal 20 Agustus 2022, beberapa hari setelah para pembalap pertama kali mengetahuinya melalui laporan media, kontes setengah jarak langsung memecah pendapat karena dilaksanakan di setuap putaran.
Ini adalah sebuah norma di World Superbike, tapi banyak yang bertanya-tanya apakah format yang belum teruji ini seharusnya diujicobakan lebih dulu di putaran tertentu - seperti yang dilakukan Formula 1 - alih-alih mengambil risiko seperti yang dilakukan MotoGP.
Meski kehadiran 20 balapan ekstra hampir dipastikan berkontribusi atas tidak adanya satu balapan tahun lalu yang menghadirkan seluruh grid full-time 2023, tujuan untuk meningkatkan kehadiran di Sirkuit tentu saja tercapai.
Dan dalam hal perebutan juara, Sprint memastikan pertarungan menuju akhir musim. Karena jika berdasarkan hasil Grand Prix saja, Francesco Bagnaia akan menjadi juara dengan 327 poin, berbanding 260 untuk Jorge Martin, yang berarti gelar juara akan ditentukan di Qatar.
Memasuki 11 putaran di musim 2024, kita mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang apakah pengaruh Sprint Race tahun lalu sekadar kebetulan.
Setelah Grand Prix Austria akhir pekan lalu, Bagnaia memimpin dengan 275 poin, sementara Martin hanya terpaut lima poin dengan 270.
Jika poin dari Sprint Race dihapus, maka posisi lima besar kejuaraan yang terlihat seperti ini:
- Bagnaia - 218 (Saat ini - 275)
- Martin - 175 (Saat ini - 270)
- Bastianini - 161 (Saat ini - 214)
- Marquez - 134 (Saat ini - 192)
- Vinales - 88 (Saat ini - 139)
Martin telah menjaga harapannya dalam pertarungan gelar tahun ini pada hari Sabtu, mencetak total 95 poin dengan total empat kemenangan dan sembilan podium Sabtu secara keseluruhan.
Bagnaia tampil solid dalam sprint dengan 57 poin dan tiga kemenangan, tetapi perolehan tujuh kemenangan Grand Prix miliknya dibandingkan dengan dua kemenangan Martin akan mengangkatnya unggul 43 poin menuju Aragon jika saja poin GP diberikan.
Menariknya, dengan menghilangkan poin Sprint, Enea Bastianini akan lebih dekat dengan Martin dalam perebutan posisi kedua di klasemen. Saat ini, keduanya dipisahkan 56 poin, tetapi selisihnya hanya 14 tanpa hasil sprint.
Itu akan mengubah situasi kejuaraan Ducati secara signifikan, membuat orang berpikir merek Italia itu mungkin memilih untuk lebih memanfaatkan team-order dan mencoba menggunakan Bastianini sebagai wingman yang tepat untuk Bagnaia.
Situasi Marquez dalam perebutan juara tidak akan banyak berubah tanpa hasil Sprint Race. Saat ini ia tertinggal 83 poin dari pemuncak klasemen, tanpa poin hari Sabtu ia akan terpaut 84 poin - meskipun dengan hanya 225 poin yang tersisa untuk sembilan putaran tersisa, bahkan untuk dianggap sebagai penantang dari luar akan sulit.
Bagaimana pertarungan gelar 2024 jika hanya mengandalkan Sprint Race?
Jika kita hanya mengambil poin Sprint Race, gambaran pertarungan gelar akan terlihat sangat berbeda.
Seperti yang disebutkan, Martin tetap menjadi pembalap Sprint terbaik musim ini dan akan memiliki keunggulan poin yang nyaman jika mengacu hasil hari Sabtu:
- Martin - 95
- Marquez - 58
- Bagnaia - 57
- Bastianini - 53
- Vinales - 51
Martin akan unggul 37 poin menjelang Aragon, yang berarti lebih dari tiga kemenangan sprint atas para pesaingnya. Dengan 108 poin tersisa untuk diperebutkan, Martin akan segera meraih gelar juara dunia keduanya jika skenario yang sama diterapkan tahun lalu.
Dalam contoh ini, Marquez menemukan dirinya di posisi kedua dalam pertarungan ketat untuk posisi kedua bersama Bagnaia, Bastianini dan Vinales - dengan penampilan Aprilia di hari Sabtu sepenuhnya menutupi kekurangan yang dihadapinya pada hari Minggu.
Ironisnya, penantian Marquez untuk meraih kemenangan balapan pertama sejak GP Emilia Romagna 2021 masih berlangsung, dengan kelima podium sprint-nya pada 2024 berakhir di posisi kedua.
Jika poin sprint menjadi satu-satunya metrik yang menjadi faktor dalam perebutan gelar, hal itu mengarah pada skenario yang menyenangkan di mana drama pasar pembalap Ducati 2025 kemungkinan akan terlihat sangat berbeda. Namun, itu adalah masalah yang sebaiknya diselesaikan.
Bagaimana dengan sistem F1?
Pendekatan F1 terhadap sprint dengan hanya mengadakan enam Sprint Race di kalendernya menawarkan sedikit hal menarik di akhir pekan balapan.
Katakanlah MotoGP telah mengadopsi format ini dan menyelenggarakan sprint di GP Amerika, Italia, Inggris, dan Austria sejauh ini, dengan set lain untuk GP Emilia Romagna dan yang terakhir di Valencia.
Gambar kejuaraannya akan terlihat seperti ini:
- Bagnaia - 244
- Martin- 200
- Bastianini - 183
- Marquez - 152
- Binder - 113
Dalam skenario ini, Bagnaia memegang keunggulan meyakinkan sebesar 44 poin atas Martin, meski lagi-lagi Bastianini jauh lebih dekat ke posisi kedua dengan selisih 17 poin.
Harapan Marquez untuk menjadi juara masih jauh, sementara masalah pada hari Minggu untuk Aprilia membuat Brad Binder dari KTM menyelinap di depan Vinales ke posisi kelima - meskipun hanya dengan selisih enam poin.
Dengan sprint berikutnya setelah Austria, balapan kedua di Misano, itu bisa menjadi momen krusial bagi salah satu dari empat pembalap teratas yang berharap meraih gelar juara.
Secara teori, GP Emilia Romagna akan menjadi ajang yang ketat, mengingat semua pembalap telah mengikuti GP San Marino dan mengikuti tes pasca-balapan di sana.
Prospek Sprint Race terakhir di Valencia seharusnya membuat balapan flyaway tetap menarik.
Walau dalam setiap skenario alternatif, gambaran kejuaraan berubah cukup signifikan, dalam skenario tersebut tidak ada perebutan gelar seketat sekarang.
Sprint sudah berasimilasi dengan siklus kehidupan normal di MotoGP sekarang, jadi seperti apa pun, dunia terus berjalan. Namun, dengan hanya lima poin yang memisahkan dua pembalap teratas di klasemen setelah 11 putaran pada tahun 2024, kita dapat mengatakan dengan pasti bahwa sprint telah mendapatkan tempatnya.
Diterjemahkan dan disunting oleh Derry Munikartono